Minggu, 02 November 2008

Minyak Tanah agar Tidak Ditarik dari Masyarakat

Kompas Rabu, 07 November 2007

Solo, Kompas - Masyarakat meminta agar minyak tanah tidak ditarik sepenuhnya walaupun akan dilakukan konversi dari minyak tanah ke gas elpiji. Masyarakat masih membutuhkan minyak tanah yang harganya lebih murah dibanding gas. Ini diungkapkan Muhammad Ikhlas Thamrin dari Unit Pengaduan, Informasi, dan Aspirasi Masyarakat Tamim Center bentukan anggota DPR, Mutamimul Ula, yang berasal dari daerah pemilihan 5 Jateng yang meliputi Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten.
"Kami dengar minyak tanah akan dikurangi hingga 60 persen. Dari pengaduan masyarakat yang kebanyakan adalah ibu-ibu, mereka ingin minyak tanah tidak ditarik karena masih sangat dibutuhkan," ungkap Ikhlas, Senin (5/11).
Dari pengaduan yang diterimanya terungkap pula bahwa pemakaian gas masih memberi kesan mahal dan lebih boros. "Membeli gas tidak bisa eceran seperti membeli minyak tanah. Mereka ingin harga minyak tanah tidak dinaikkan setelah adanya konversi," ungkap Ikhlas.
Hasil penjajakan
Keinginan masyarakat terhadap masih tersedianya minyak tanah juga terungkap dalam penjajakan tingkat kecenderungan masyarakat terhadap rencana konversi minyak tanah ke gas yang dilakukan oleh tim konsultan yang ditunjuk Depot Pertamina Solo.
"Masih ada masyarakat yang menolak, tapi jumlahnya tidak sebanyak mereka yang setuju konversi, tetapi dengan persyaratan minyak tanah jangan langsung hilang," kata Joko Pitoyo dari tim konsultan.
Tim ini bertugas melakukan sosialisasi konversi minyak tanah ke gas yang didahului prakondisi dan survei lapangan untuk mengenali masalah dan gejolak yang mungkin timbul. Penjajakan yang dilakukan terhadap pengecer minyak tanah, ungkap Joko Pitoyo, mendapat sambutan positif karena mereka bersedia untuk berganti menjadi pengecer gas. (eki)

Tidak ada komentar: